Minggu, 08 Agustus 2010

AKU DAN DIA DALAM SENJA YANG BASAH

(Tulisan hujan di malam minggu)

Menikmati senja di sore hari yang basah karena diguyur hujan terasa menyejukan hatiku. Angin dingin perlahan kunikmati menyapu wajahku dari sisi pintu kamar yang sengaja terbuka agar aku bisa melihat hujan mengguyur tanamanku. Ku lihat pula Cipuy, kucing anggora ku sedang berbaring manja didekat kakiku sambil memandang hujan, mungkin sama sepertiku diapun ingin menikmati senja ini.

Pasti lebih nikmat bila ku buat secangkir teh hangat untuk menemaniku bekerja dan untukmu Cipuy, aahh segenggam kitten milk pasti sudah cukup untuk tidak membuat dirimu mengeong karena lapar. Kita berdua seperti sama-sama menikmati sepi dan hening sambil mendengarkan lagu rinai hujan di luar sana. Aku tidak menunggu siapa-siapa pada malam ini, seperti minggu-minggu sebelumnya aku tidak menunggu siapa-siapa tapi kelihatannya kau sedang menunggu sesuatu.

Lihatlah, aku sedang menikmati hari-hariku dalam kesendirian yang bersahaja, seharusnya kau seperti itu. Tidak perlu gusar akan sesuatu yang sedang membuatmu galau, karena aku tahu usia mu masih belia belum cukup untuk mencari pasangan hidupmu. Hei.. kenapa kau menatapku seperti itu, seperti ingin mengatakan bahwa “aku sedih melihatmu dalam kesendirian”… haa .. haa ..haa… dunia tidak seperti yang kau bayangkan dalam bola matamu yang mungil itu..

Kesendirianku bukan berarti akhir dari semua rencana hidupku, banyak hal yang harus aku lalui dengan kesahajaanku tentunya. Kau merasa tidak yakin apa yang aku katakan tadi…? Kau merasa kalimat tadi hanya sebagai alasanku sajakah ….?, habiskan dulu kitten milk mu itu, jangan merajuk didekat kakiku, aku tidak marah dengan apa yang kau sangka karena sudah sering aku dengar dari banyak orang yang mengenalku tentang hal ini. Bahkan mereka juga mengira aku orang yang terlalu banyak memilih dalam kesendirianku, tentu saja aku harus memilih mana yang baik buatku bukan asal saja menerima sekedar menyenangkan hati banyak orang.

Kau pun begitu bukan? Aku pernah melihat mu ketika didatangi seekor kucing jantan hitam dengan wajah galak yang mencoba menerkammu dengan rasa birahi yang tinggi, kau lari terbirit-birit masuk ke kamarku dan aku mencoba membantumu untuk mengusir dari kejarannya. Kemudian ku lihat kau ketakutan disudut kamarku, dengan wajah yang membuatku iba pelan-pelan aku dekati dirimu dan ku peluk sampai kau merasa nyaman dan aman. Hee heee… kenapa kau malu seperti itu, bila kau seorang gadis muda tentu merona raut wajahmu, wajahmu terlalu mungil untuk ku buat gemas saat ini.

Ahh … sudahlah, mari kita nikmati saja secangkir teh ku yang sudah mulai habis dan makananmu yang sudah ludes pula. Malam sudah menggantikan senja di sore hari ini, aku tidak menunggu siapa-siapa seperti halnya minggu-minggu yang lalu dan aku tidak iri padamu, karena kulihat kucing jantan berwarna coklat itu menantimu dengan sabar untuk kau dekati.

Ayolah.. kau nikmati saja malam minggumu bersamanya, aku lihat dia tidak seperti si hitam yang garang, dia lebih menghargaimu karena kau masih belia…tapi bila dia memaksamu juga ingatkan dia jangan lupa pakai kondom karena kau belum siap beranak pinak…..

Jakarta, 7 Agustus 2010
Sabtu yang dingin
21.48 wwib.