Kamis, 25 Juni 2015

JANGAN DIAM

Lokasi saya berdiri dan pelaku jauh dibelakang
Pagi itu, rasanya tidak pernah bermimpi akan mengalami kejadian yang sangat menggemparkan buat saya. Rabu, 24 Juni 2015, saya sedang janjian dengan seorang teman di Kalibata City untuk mengerjakan sebuah pekerjaan yang semestinya deadline dalam minggu ini. Bahan-bahan pekerjaan, notebook, sudah saya siapkan sejak malam untuk dibawa serta. Seperti biasa, saya selalu mengabarkan teman saya sebutlah Rina, ketika saya sudah turun dari stasiun kereta di Kalibata, agar dia bersiap ke bawah untuk menjemput saya, karena untuk menuju ke lantai atas harus menggunakan kartu access. Tepat pukul 9.30, saya sudah berada di depan koridor lift dan menelpon Rina untuk segera ke bawah. Pada saat yang sama, saya perhatikan juga ada seorang laki-laki dengan perawakan Arab yang berdiri dibelakang kiri saya berjarak ± 1 meter, sepertinya juga sedang menunggu seseorang. Situasi saat itu di koridor depan lift memang tidak ada siapa-siapa lagi kecuali laki-laki itu dan saya.

Saat itu saya tidak punya pikiran buruk terhadap orang asing ini, karena hari sudah siang dan di lobby pun juga cukup ramai. Sambil menunggu Rina turun, saya melihat-lihat hp dan membaca Bbm yang masuk. Tiba-tiba saya merasa ada yang menyentuh pantat saya, reflek saya tengok kebelakang, laki-laki itu seperti sedang mencari-cari sesuatu dalam tas selempangnya dia dan pura-pura tidak melihat saya. Saya juga mengira, mungkin bagian belakang saya menyentuh sesuatu karena saat itu saya juga memakai tas ransel dan di belakang saya juga ada tanaman hias walau jaraknya cukup jauh dari tempat saya berdiri. Kemudian saya maju dua langkah untuk lebih menjauh, namun tidak lama kemudian saya merasa pantat saya ada yang menyentuh lagi. Reflek saya langsung berbalik dan mencurigai kalau laki-laki inilah penyebabnya karena memang tidak ada siapa-siapa lagi kecuali dia.

Saya marah sekali dan langsung bersikap tegas menanyakan padanya dengan cukup keras, “ANDA NGAPAIN YA..!”, tetapi malah dijawab dengan senyuman yang melecehkan dan bagi saya juga itu sangat menjijikan. Saya semakin marah terhadap laki-laki ini, saya katakan lagi, “NGAPAIN COLEK-COLEK SAYA..!!”,  .. kemudian dia mengelak sambil mengatakan dalam bahasa Inggris campur bahasa Arab yang intinya dia ga mencolek saya, tetapi sedang memeriksa tasnya. Kemudian saya jawab lagi, “ADA CCTV…!! SAYA LAPORKAN ANDA KE SECURITY..”,  segera saya pencet tombol pintu untuk keluar, karena feeling saya sangat tidak aman ditempat tersebut dan tidak ada siapa-siapa pula. Kemudian saya berlari menuju security yang berada di lobby, dan saya katakan pada mereka, bahwa laki-laki itu melakukan pelecehan seksual terhadap saya.

Terjadilah keributan di lobby dan banyak orang yang melihat, pelaku berusaha mengatakan salah dan dia hanya memeriksa tasnya. Kebetulan disana ada dua orang petugas keamanan, 1 orang perempuan dan 1 orang laki-laki. Saya katakan pada petugas, untuk melacak orang ini akan menemui siapa dan saya minta orang yang akan ditemui untuk kebawah. Ternyata pelaku ini juga tidak jelas akan menemui siapa, ketika ditanya petugaspun berbelit-belit, dan mencoba menelpon untuk menghubungi seseorang. Berkali-kali pelaku mencoba mengatakan pada saya bahwa itu salah paham saja, saya tidak gubris sedikitpun, tetap akan saya laporkan ke pos security Kalibata City. “Masya Alloh.. madam.. please forgive me.. this Ramadhan…”, kalimat itu saja yang dia ucapkan terus menerus dihadapan saya. “ ga peduli..lo tetep gw laporin ke petugas keamanan..” jawab saya.

Kemudian petugas memberikan telepon ke saya karena ada seseorang yang mau bicara dengan saya. Dalam percakapan tersebut, ada seorang yang bernama Ira dan mengaku temannya pelaku yang menyewa unit tempat dia tinggal, tetapi ujung-ujungnya dia meminta saya untuk memaafkan pelaku dan ga perlu diperpanjang lagi, karena dia sendiri tidak mau berurusan dengan banyak pihak.  Woow…. Saya jawab dong, “saya tidak ada urusan dengan anda, urusan saya dengan pelaku”, kemudian langsung saya kasih HP itu ke petugas dan saya ga mau terima teleponnya. Selanjutnya karena saya bersikeras tetap akan melaporkan pelaku ke pos keamanan, agar pihak pengelola tahu ada kejadian seperti ini dan dapat ditindaklanjuti system keamanan wilayah tersebut, maka dibawalah kami menuju pos keamanan yang berada di basement.

Saat tertangkap waktu kabur
Aku, Rina, bersama petugas keamanan perempuan dan pelaku berjalan menuju pos keamanan yang jaraknya sebetulnya tidak terlalu jauh, tetapi karena itu areal terbuka dan parkiran maka saya mulai curiga pasti ada kesempatan pelaku untuk kabur dan ternyata yahhh benar… pelaku mulai melipir berjalan menuju parkiran mobil dan kemudian berlari kabur. Saya langsung teriak dan kita semua berlari mengejar pelaku sambil saya teriakin, “MALIIINGGG…  TANGKAP ORANG ITU…”, karena kehebohan tersebut dan menjadi pusat perhatian, langsung dengan sigap petugas mengejar dan saling menghubungi lewat handy talky. Karena larinya cepat sekali dan saya juga tidak bisa mengejarnya, saya pikir lolos sudah pelaku kejahatan ini. Ehh tidak lama kemudian dari kejauhan, serombongan petugas keamanan berhasil menangkap pelaku dan digiring ke pos keamanan. Alhamdulillah, akhirnya tertangkap juga, geram banget saya liat pelaku… dalam hati saya katakan “lo…tidak akan lolos dari gw”.

saat diinterogasi di pos security
Sesampai dipos keamanan, langsung ditanyai oleh kordinator keamanan dan saya menceritakan sedikit kejadian tadi. Tetapi rupanya petugas juga mencurigai pelaku, karena dua hari yang lalu ada laporan serupa yang mengalami pelecehan seksual tetapi di tempat yang berbeda, namun pelaku yang dicurigai itu hanya sedikit terekam di CCTV.  Kemudian dicek rekaman CCTV pada kejadian tanggal 22 Juni, malam dan terlihat memang walau samar sosoknya mirip pelaku yang berusaha memeluk seseorang perempuan di depan lift, ketika petugas menyodorkan CCTV tersebut pelaku sempat mengelak. Selanjutnya petugas mencoba menghubungi pelapor pertama untuk dapat dipertemukan oleh pelaku. Semakin geramlah ketika saya juga membaca kejadian laporan pertama dan melihat rekaman CCTV tersebut, korbannya masih muda, seorang mahasiswi masih berusia 19 tahun satu hal lagi.. dia memakai jilbab. Jadi… ga ada yaaahh itu yang bilang korban pelecehan seksual dilihat hanya cara berpakaiannya saja… -Kelaut aja orang yang punya pikiran kaya gitu..- Benar-benar makin marah saya lihat pelaku ini, saya tidak akan diam liat perlakuannya pada korban yang pertama. Dan berharap pula bahwa benar kejadian pertama ini adalah pelaku yang sama.

Tidak lama kemudian serombongan keluarga datang dan mereka adalah keluarga korban yang melaporkan kasusnya ini. Kemudian petugas keamanan meminta korban untuk melihat pelaku apakah benar dia pelakunya. BINGGGGOOOO…!!! Ya benar… itu jawab korban. Mau tahu apa yang terjadi dengan pelaku saat ketemu korban,… langsung pasang muka sedih dan menangis… . Ibu korban langsung menghampiri pelaku dan menanyakan sesuatu ke pelaku, tiba-tiba…”PLAAAKKK…” sebuah tamparan mendarat dengan manis di pipi pelaku dilakukan oleh ibu korban. Ouupss..!! sakittt… iyalahh, duhh kenapa tadi dari awal saya ga kepikiran buat nampar atau nonjok dia yahhhh …. Biar tambah sakitnya.. ehh tapi ga boleh melakukan kekerasan lagi. Stop.

Selanjutnya kami sepakat untuk melaporkan pelaku ke Imigrasi Jakarta Selatan, karena ternyata pelaku berasal dari IRAK dan dibawah naungan UNHCR sebagai pencari suaka. Kemudian, kami semua pergi ke Imigrasi Jakarta selatan, saya satu mobil dengan keluarga korban dan pelaku 1 mobil dengan petugas keamanan gedung. Sesampai di kantor Imigrasi kami langsung ke lantai 5, menemui dua orang petugas Imigrasi sayangnya saya lupa nama keduanya. Namun dari mereka, kami diarahkan untuk lapor ke POLDA Metro, karena menurutnya kasus ini tidak bisa diproses di Imigrasi karena tidak terkait dengan keimigrasian tetapi karena ini kasus pelecehan seksual. Selanjutnya kami segera meluncur ke Polda Metro.

Di Polda, kami langsung ke Unit PPA, untuk didengarkan penjelasannya. Dari pihak UPPA, karena kasus kami tidak ada saksi pada saat kejadian, maka pelaporan kasusnya hanya 1 saja. Artinya karena korban pertama kasusnya lebih berat maka dia dijadikan pelapor utama sementara saya dijadikan saksi korban karena saya menjadi korban oleh pelaku yang sama. Kemudian, korban pertama dibawa oleh petugas kepolisian ke bagian SPK (Sentra Pelayanan Kepolisian) untuk diambil keterangannya, sementara saya menunggu diruang tunggu. Sekitar 30 menit kemudian, kami dibawa lagi ke gedung Unit Renata. Disana baru BAP berjalan, kasus kami dikenankan pasal 289 KUHP Pencabulan. Pihak kepolisian juga meminta rekaman CCTV kepada petugas pengelola gedung.

Dalam proses BAP tersebut saya melihat ada keraguan pada pihak Kepolisian untuk mengangkat kasus Pelecehan Seksual ini, karena pelaku WNA dan dibawah naungan UNHCR. Ketika salah seorang polisi menghubungi UNHCR untuk meng- cross check tentang identitas pelaku dan mengatakan UNHCR menyerahkan semuanya pada hukum yang berlaku di Indonesia. Pertimbangannya setelah proses BAP selesai, pihak kepolisian akan membuat surat ke kantor Imigrasi Jakarta Selatan untuk menyerahkan pelaku.

Saya menduga, kasus ini masih tetap sulit untuk diproses secara hukum sebelum pelaku di deportasi. Bedug Magrib berbunyi berbarengan dengan proses BAP selesai. Saya membatalkan puasa dengan seteguk teh manis, dan tiba-tiba, pelaku mendatangi saya kemudian  bersimpuh serta mengatakan, “madam, this Ramadhan, Alloh give you Rahmatan lil alamin.. please forgive me.. “ .. aku melihat sebentar ke pelaku dan kemudian berdiri keluar. 
bersimpuh waktu di POLDA METRO
Saya memaafkan tapi tidak pernah akan mencabut laporan ini karena siapa tahu mungkin masih banyak korban yang lain tetapi tidak berani melaporkan. Magrib telah tiba … saya menuju Masjid.

#Buat korban-korban yang berani berteriak …. JANGAN DIAM….

Jakarta, 25 Juni 2015
Pekerja Kemanusiaan

Link terkait;
Jakarta, 25 Juni 2015
Pekerja Kemanusiaan

Link terkait;



56 komentar:

  1. Bukannya baik-baik di negara orang. Malah grapa-grepe! Biar kapok 'tu orang!

    BalasHapus
  2. Terima kadih infonya Mba Evi.masih sedikit kesadaran bersikap benar. Memang metepotkan tapi sikap kita bisa berdampak banyak. Menyelamatkan orang ksin. Mengingkatkan distem kamanan di lokasi. Dan membuat pemerintah berpikir berkaku kali sebelum memberi ijin tinggal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih mba Elisa.. kapan ketemuan lagi nih

      Hapus
  3. Klo gw ada di tkp, wah langsung gw beri tuh ketupat bengkulu
    Dasar anjrittt tuh orang..

    Oke mbak evi.. makin hati2 aja deh ya

    BalasHapus
  4. ok banyak pelajaran disini, semoga yg merasa pernah jadi korban janga takut2 lagi untuk melaporkan lelaki model keranjang sampah bejad seperti ini, lindungi kehormatan kita denga segala daya upaya, biar tidak seenaknya jahil dengan dalih apapun juga, ok silahkan maafkan keisengannya tapi HUKUM harus di tegakkan, agar tidak lagi mengulangi keisengannya....

    BalasHapus
  5. Inspiratif buat kaum perempuan jangan takut untuk bertindak melawan laki laki tak bermoral....maju terus....perempuan indonesia...

    BalasHapus
  6. Pembelajaran bangets...and yang bikin aku kueseeelll bangets, die berapa kali bilang this is Ramadhan....udah tahu bulan Ramadhan die sendiri yang merusak bulan suci, pokoknya kagk ada maaf deh tuh orang...kalau bisa deportasi aj... *sumpeeehhh geram bangets

    BalasHapus
  7. Salut buat keberanian dan sharing-nya mba Evi... Semoga pelaku dihukum setimpal dan jera... Dan semoga jg bikin kapok peleceh untuk beraksi di lingkungan kalcit...

    BalasHapus
  8. Yang sulit adalah bagaimana melaporkan tindak pelecehan seksual yang dilakukan di jalan dengan kondisi penerangan yang kurang (gelap). Korban tidak tahu bagaimana rupa pelaku, apalagi jika pelaku dengan cepat melarikan diri. Dalam kasus ini, saya masih bingung bagaimana menyuarakan hak korban untuk mendapat perlindungan. Apakah sekiranya mba Evi memiliki solusi atau rujukan lain dalam menghadapi kasus yang demikian?

    (Maaf kalau agak sedikit keluar konteks.)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memamng sulit mba untuk kasus-kasus pelecehan seksual ini, sebisa mungkin kita memang harus mempunyai proteksi diri buat menjaga dari para penjahat tersebut, solusinya ceritakan pengamalan tersebut untuk menjadikan pelajaran dan hati-hati bila menghadapi situasi yang sama. semoga selalu waspada ya mba... salam hangat

      Hapus
  9. Waduh Vi....speechless. Salut dengan stamina mental elu saat mengurus kasus ini hgga sampai ke legal process. Semoga jd role model bagibyg lain. #JanganDiam

    BalasHapus
  10. Wuoooh keren banget Anda, mbak. Saya juga pernah disenggol di minimarket padahal pas itu cm ada saya dan pelaku, tapi saya mikirnya itu ga sengaja, waktu itu saya kelas 7 SMP. Saya harap saya bisa memiliki keberanian spt Anda, mbak. Tetep semangat!

    BalasHapus
    Balasan
    1. semoga sekarang bisa lebih berani yaah mba ..
      salam hangat

      Hapus
  11. Wuoooh keren banget Anda, mbak. Saya juga pernah disenggol di minimarket padahal pas itu cm ada saya dan pelaku, tapi saya mikirnya itu ga sengaja, waktu itu saya kelas 7 SMP. Saya harap saya bisa memiliki keberanian spt Anda, mbak. Tetep semangat!

    BalasHapus
  12. Kayanya aq liat pas dkejar2nya =D salut,mak ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. wahhh iyakah,... geregetan saya karena pelaku kabur.. jadi saya ikutan lari ngejar dia...

      Hapus
  13. Mencari suaka tapi malah berbuat hal2 yang bodoh. Bagus, anda boleh memaafkannya, tapi hukum tetap berjalan!

    BalasHapus
  14. 2016
    Wow ini pasti berita masa depan
    Apa cuman gue yg teliti membacanya?
    Please lah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau typo kenapa mas? Typo ga masalah yang penting isinya. Lebih mentingin isi cerita atau typo?

      Hapus
    2. terima kasih atas koreksinya
      salam hangat

      Hapus
  15. Hebat mba Evie.. tulisan yang dapat memotivasi perempuan utk berani bertindak bila menjadi korban kekerasan.

    BalasHapus
  16. Mbak diralat dulu itu tahun 2016 nya :D
    Salut, mbak berani sekali!! Biasanya korban itu ga brani lapor krn takut diabaikan, atau balik disalahkan. Btw Gmn sih, nyari suaka tp kurang ajar. Tanggapan unhcr gmn?

    BalasHapus
    Balasan
    1. sudah, terima kasih atas koreksinya
      sekarang ini kasus masih ditangani teman-teman dari LBH JAKARTA dan teman-teman Jaringan perempuan...

      Hapus
  17. "Kemudian petugas memberikan tlp ke saya krn ada seseorang yang mau bicara dengan saya. Dalam percakapan tersebut, ada seorang yang bernama Ira dan mengaku temannya pelaku yang menyewa unit tempat dia tinggal, tetapi ujung-ujungnya dia meminta saya untuk memaafkan pelaku dan ga perlu diperpanjang lagi, karena dia sendiri tidak mau berurusan dengan banyak pihak".

    Baiknya Ira itu dimintai keterangannya juga tuh, knp dia mau membela pelaku.

    BalasHapus
    Balasan
    1. biasanya imigran begitu jadi simpanan tante-tante tajir, bisa jadi si Ira ini supporter pelaku, secara mereka imigran dan gak punya kerjaan atau penghasilan selain bantuan UNHCR/IOM

      Hapus
  18. Terima kasih mba atas sharingnya, saya juga tinggal disana, memang sempat khawatir banyak imigran dan beberapa kasus tindak kejahatan yg pernah terjadi. Semoga kita semakin hati2..

    BalasHapus
  19. Prosesnya memang akan jadi panjang, tapi memang MESTI dilakukan. setuju, JANGAN DIAM. Diam berarti anda mendukung kesalahan.

    BalasHapus
  20. waw..saya harus belajar lebih berani bertindak dari mba, terimakasih sudah berbagi :)

    BalasHapus
  21. Wah, mbak keren banget! Banyak banget lho mba, perempuan yang milih diam. Ya saya ini lah salah satu orangnya.
    Saya dulu pernah dilecehkan di metromini, tapi ga punya keberanian untuk narik orangnya & lapor ke polisi.

    Makasi banyak sudah share dan cerita di sini ya, mba. Semoga korban-korban lainnya juga berani.
    Sebagai korban, apakah akan dapat update dari Polda soal kasusnya. Penasaran kalau pelakunya pencari suaka, prosesnya kayak apa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. semoga bermanfaat ya...
      kalau update sih engga ya, kita yang harus giat mencari informasi..

      Hapus
  22. Alhamdulillah di tempat yg ada cctv nya. Susah kalau di tempat penuh sesak ramai kayak bus atau kereta, bisa berbalik tuduhan, resikonya lebih besar. Jadi bingung apa yg harus dilakukan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. jangan bingung, tetap lakukan sesuatu buat pelaku, melakukan self defense itu penting..

      Hapus
  23. Terimakasih sharingnya. Audah banyak perempuan2 yang mengalami pelecehan seksual diluar sana tanpa bisa berbuat apa2, dan semoga pihak berwajib menjadi lbh sensitif menangani kasus2 seperti ini.

    BalasHapus
  24. Hebaaat.
    Terima kasih sudah membantu mengurangi predator seksual dari peredaran. Biar kapok tuh orang. Saya akan share dan tag UNHCR juga, biar orang ini diurusin nggak ngelayap lagi.

    BalasHapus
  25. Saya punya banyak teman (diantaranya perempuan) yang tinggal di sana. Terima kasih sudah bertindak tegas, dan menyebarkan di sosial media. Pelecehan seksual kayak gini nggak boleh didiemin. Apalagi pelakunya orang asing. Sebaiknya dia dideportasi segera. Cuma saya ragu dengan ketegasan pihak kepolisian di sini. Semoga kasus ini tidak hanya sampai di laporan saja.

    BalasHapus
  26. Dilihat dari nama dan negaranya, 90% kemungkinan nih orang syiah yang suka kawin mut'ah/kawin kontrak/pelacuran terselubung ala syiah.
    Kenapa?
    Karena 1, iraq sekarang sudah dikuasai orang syiah. Ke2, orang syiah suka memakai nama atau memberi nama anak mereka dengan Husein. Yang mana menisbatkan kecintaan mereka yang berlebihan kpd husain cucu Rasulallah.

    BalasHapus
  27. Maju terus mbak! Semoga mbak sukses mendapat keadilan secara hukum. Semoga biar cepat di deportasi tuh pelaku.

    BalasHapus
  28. Salut keberanian Mbak E...itu di berita kalau gak salah identitas UNHCRnya palsu..saya berharap imigrasi dan kepolisian menyelidiki lebih lanjut siapa saja yang terlibat hingga orang orang macam husein bisa masuk ke indonesia

    BalasHapus
  29. Hebat mba, tak setiap perempuan memiliki kebaranian untuk melawan. Lebih banyak yang merasa takut duluan
    Sharingnya inspiratif

    BalasHapus
  30. Nice.. Semangat Terus kawan.. jangan pernah untuk menyerah

    BalasHapus
  31. Terima kasih sudah membaca dan mampir di Rumah Permata. semoga semua ini bermanfaat adanya..

    BalasHapus
  32. Salut mba, semoga jd pelajaran ya buat si pelaku supaya tidak mengulanginya lagi. Saya jg tinggal di apartemen yg bny warga asing nya,jd membuat sy makin waspada. Semangat mba, smg pelaku segera di deportasi :)

    BalasHapus
  33. ya waspada aja gan..abiz nya byk cewek pakaiannya yg mengumbar pakai pendek pendek, ketat, gaya gayaan ini pemicunya bro...lo test aja pakai pakaian minim jalan tengah malam....menor...paha keliatan krena rok terangkat keatas logikanya bakalan digrepek grepek preman jalanan..lo sendiri yg buat itu terjadi....makanya pakai pakaian yg sopan,,,,

    BalasHapus
  34. dilarang lah pakai an yg model kyk jablay gitu oleh pengelolah apartemen..mamerin aurat ga jelas....org jug pd tau gan apartemen tempat esek esek yg dimanfaatkan oknum tertentu....lg lgi budaya barat ditiru....

    BalasHapus

Selamat datang... silahkan melihat-lihat blog yang sederhana ini..
salam